KUNKER FKUB DAN BAKESBANGPOL KAB. BULELENG DALAM RANGKA ORIENTASI PROGRAM FKUB DI KAB. BANYUWANGI

By Kesbangpol 28 Agu 2019, 14:22:03 WIB Kedinasan
KUNKER FKUB DAN BAKESBANGPOL KAB. BULELENG DALAM RANGKA ORIENTASI PROGRAM FKUB DI KAB. BANYUWANGI

Acara kunjungan kerja Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB)  dan Bakesbangpol Kab. Buleleng, Bali dalam rangka orientasi program FKUB Banyuwangi.  Mengunjungi Desa Kebangsaan yang berada di Desa Patoman Kec. Blimbingsari, Banyuwangi. selasa (27/8/2019).

Acara disambut dengan tari Gandrung sebagai tari selamat datang. Saat menyuguhkan tari Gandrung, para tamu dari Buleleng, Bali sangat senang dan memberikan tepuk tangan sebagai bentuk terima kasih, selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia raya.

Sambutan pertama oleh Kepala Desa Patoman, Bapak Suwito menyampaikan dan mengucapkan banyak terima kasih telah berkunjung ke Desa Patoman. Patoman  memiliki banyak potensi mulai dari SDA, Seni Budaya, Pariwisata, keberagaman agama dan Suku/etnis.  kesadaran saling menghormati, menghargai, toleransi dan budaya gotong-royong terjadi dalam kehidupan sehari-hari tanpa memandang agamanya apa, etnisnya apa dan sebagainya. Setiap persoalan dan keputusan apapun selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga sampai saat ini belum pernah terjadi konflik yang menyangkut agama maupun etnis." tegas Kepala Desa Patoman.

Acara dibuka oleh Sekretaris Bakesbangpol, Ir. Nyoman Widiratyasa, M.Si. dalam sambutannya beliau menjelaskan bahwa Banyuwangi merupakan daerah yang penduduknya terdiri atas beragam agama, suku dan budaya. Semua ini justru menguatkan Banyuwangi sebagai daerah yang menjunjung tinggi hak dan kebebasan beragama bagi pemeluknya. Ini terbukti Banyuwangi pernah meraih "Kota Welas Asih" tahun 2014 dan  "Harmony Award" atau Anugerah Kerukunan Umat Beragama dari Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2017. Para tokoh agama maupun masyarakat Banyuwangi sudah sepakat untuk tetap kompak dan solid menjaga kedamaian Banyuwangi di tengah pluralisme yang ada. Kita semua saling jaga dan tetap mewaspadai segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan hal negatif," ungkap Nyoman Widiratyasa.

Bakesbangpol Buleleng juga menyampaikan hal yang sama bahwa  FKUB mempunyai tugas  membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan, harmonisasi umat beragama, dan kesejahteraan dengan melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.


Menurut Ketua FKUB Buleleng, Bali bahwa kunjungan di Patoman sangat memberikan apresiasi atas sambutan yang hangat dengan menyuguhkan tampilan seni budaya, beliau juga menegaskan bahwa awalnya tujuan studi banding dilaksanakan di Jogyakarta, namun karena ada pertimbangan yang lebih realistis, maka Kabupaten Banyuwangi menjadi prioritas, pertama banyaknya situs-situs Hindu di Banyuwangi berdiri kokoh. Dari sini dapat disimpulkan harmonisasi antar umat agama terjadi. Atas pertimbangan ini Bakesbangpol Buleleng  menyetujui untuk ke Banyuwangi. 

Kedua, Banyuwangi memiliki Desa kerukunan yang dibentuk oleh FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan Desa Kebangsaan yang dibentuk oleh FPK (Forum Pembauran Kebangsaan), ketiga, FKUB Buleleng sudah membentuk FKUB Kecamatan/ Desa dengan tujuan untuk mempermudah garis koordinasi dan antisipasi terjadinya konflik dan bisa segera ditangani lebih dini serta terbinanya kerukunan antar umat beragama," Tegas Ketua FKUB Buleleng.

Begitu juga dengan Ketua FKUB Banyuwangi KH. Moh.Yamin Lc bahwa  kerukunan antar umat beragama bahkan etnis/suku menjadi tanggungjawab bersama, karena yang paling utama untuk menjaga kerukunan, harmonisasi, kebersamaan ketika kita bisa saling menghormati adanya perbedaan dalam keberagaman itu sendiri dengan berdasarkan pada Pancasila, UUD 1945, bhinneka tunggal ika dan keutuhan NKRI.

Sebelum dialog dilaksanakan, pengunjung dihibur dengan tarian Cendrawasi dan tari-tarian lainnya sebagai penutup acara. Dialog dibuka untuk saling tukar pendapat dan sekaligus sebagai oleh-oleh pengetahuan untuk FKUB dan Bakesbangpol Buleleng, Bali.  Semua tokoh etnis di Desa Patoman  menyampaikan pendapat satu persatu yang pada intinya mereka akan terus melestarikan warisan budaya yang telah terpatri dalam jiwa masyarakat Patoman yaitu saling menghormati, menghargai, toleransi, gotong-royong




View all comments

Write a comment